Penulis: Meutia Azhani
(Potret keadaan WARKOP saat pandemi, sumber : dokumentasi pribadi) |
SIDOARJO - Merebaknya pandemi Corona menyebabkan keresahan bagi masyarakat Indonesia, pasalnya kasus positif Corona semakin hari makin meningkat, belum diketahui secara pasti kapan pandemi ini berakhir. Tidak hanya mempengaruhi kesehatan, adanya pandemi ini juga memengaruhi segala aktivitas masyarakat khususnya di bidang perekonomian dan UMKM.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan agar masyarakatnya bekerja dari rumah, tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi Afif Fakhruddin, seorang pria berusia 24 tahun yang mengelola warkop. Warkop yang telah dirintisnya sejak 3 tahun lalu itu, menjadi ladang penghasilannya sehari-hari dengan berjualan kopi serta minuman sachet lainnya. Afif berjualan dari siang hari hingga ia merasa cukup, namun terkadang ia harus terjaga hingga pagi sembari menunggu pelanggan yang masih kongkow di warungnya.
Situasi saat ini memang mengharuskan kita untuk berdiam diri di rumah dan meminimalisir kontak langsung dengan orang lain, namun dengan alasan mata pencaharian yang hanya satu-satunya, mengharuskan Afif untuk tetap membuka warungnya di tengah pandemi Corona ini.
“Jadi ya kalo masa sekarang ya balik lagi, kebetulan warkopnya berada di daerah industri, industrinya itu juga tidak tutup. Maksudnya proses produksinya itu tetep jalan gitu tiap hari, bahkan walau ada PSBB itu pabriknya masih beroperasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kebetulan ini juga pekerjaan utama saya, jadi mau tidak mau tetap saya buka begitu. Selama pabriknya produksi saya tetap buka, karena disitu kan pasti ada peluang orang buat ke warkop, buat istirahat gitu.”
Meskipun tetap buka, Afif mengaku tidak pernah didatangi oleh petugas dikarenakan lokasinya yang berada di daerah pemukiman yang cukup padat serta berdekatan dengan pasar. Bahkan saat bulan puasa ia tetap buka dan tidak ada petugas yang datang, namun tetap ada yang menjaga di daerah dekat pasar.
Ketika ditanya mengenai perubahan yang terjadi pada kesehariannya di tengah pandemi Corona, Afif menyampaikan bahwa terdapat beberapa perubahan khususnya dalam hal protokol kesehatan, “Yah, bedanya ada tempat cuci tangan yang saya sediakan. Pengunjung wajib cuci tangan sebelum dan sesuadah berkunjung. Saya juga menghimbau pengunjung dengan menempel tulisan “Lebih baik dibungkus saja”, tapi tetap saja ada yang makan di tempat,” jelasnya panjang lebar.
Meskipun banyak pelanggan yang bandel, Afif juga punya cara jitu untuk menghimbau pelanggannya agar tetap menjaga jarak, yakni dengan memberikan ruang lebih antar bangku makan. Hal ini, ternyata cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Beruntungnya, meskipun pandemi Corona ini tak kunjung usai, Afif mengungkapkan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap pendapatannya sehari-hari. “Kalo omzet perhari sama saja sih. Tidak terlalu memengaruhi, maksudnya tidak turun-turun amat lah,” Ungkap Afif.
Saat ditanyai bagaimana jika ada anak muda yang tidak memiliki kepentingan justru berada di luar rumah dan masih kongkow seperti biasa, Afif mengaku bahwa ia merasa was-was jika ada anak muda yang kongkow di warkopnya, “Takut sih.. Ya, karena kita kan tidak tahu bagaimana kondisi anak tersebut serta keadaan di lingkungan rumahnya. Apakah terdapat kasus positif atau tidak ?” ujarnya khawatir.
Namun, Afif juga menyampaikan bahwa sejak PSBB kemarin, anak-anak muda tidak seperti biasanya, jumlah yang datang ke warkop menjadi berkurang.
Tentunya kita semua memiliki harapan yang sama terhadap pandemi Corona ini, kita semua berharap agar pandemi ini segera berlalu dan kita bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya. Begitupun Afif, ia mengungkapkan bahwa dirinya ingin semuanya kembali normal seperti biasa. Ia juga menyampaikan bahwa kita harus tetap menjaga kesehatan serta tidak lupa untuk berolahraga agar tetap sehat. (Mut/WARTA KARSA)
0 Komentar